Analisis Untung Rugi Investasi Ayam Petelur 18 Bulan

COND.MY.ID - Ketika harga pangan terus naik, banyak keluarga mulai bertanya apakah memelihara ayam petelur untuk konsumsi sendiri bisa lebih hemat dibanding rutin membeli telur di pasar.
Pertanyaan ini penting karena biaya telur bagi keluarga cukup signifikan. Kali ini kami akan membahas analisis pemeliharaan ayam petelur dalam jangka waktu 18 bulan dengan perhitungan realistis.
Produksi Telur Ayam Petelur
Ayam petelur mulai produktif sejak usia 5–6 bulan dan bisa bertelur stabil hingga 18 bulan. Dalam masa puncak, seekor ayam mampu menghasilkan 250–300 butir telur per tahun atau sekitar 0,7–0,8 butir per hari.
Untuk keluarga berisi 6 orang yang mengonsumsi 3 butir telur per orang per hari, kebutuhan totalnya adalah 18 butir per hari. Dengan produktivitas rata-rata 70 persen, dibutuhkan sekitar 25 ekor ayam petelur untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
Biaya Pakan Ayam Petelur
Pakan adalah biaya terbesar dalam beternak ayam petelur. Seekor ayam dewasa membutuhkan sekitar 110–120 gram pakan per hari. Dengan 25 ekor ayam, kebutuhan pakan harian mencapai ±2,8–3 kg. Selama 18 bulan (540 hari), total kebutuhan pakan mencapai ±1.500 kg.
Jika harga pakan Rp7.000 per kilogram, total biaya pakan sekitar Rp10,5 juta. Biaya ini bisa ditekan hingga 30 persen bila memanfaatkan dedak, sayuran pasar, atau maggot sebagai campuran pakan alternatif.
Biaya Tambahan Pemeliharaan
Selain pakan, ada biaya tambahan lain yang perlu dipertimbangkan:
- Bibit ayam petelur siap produksi: Rp80.000 × 25 ekor = Rp2 juta
- Kandang dan perlengkapan sederhana: Rp2 juta
- Vitamin dan vaksinasi selama 18 bulan: Rp1 juta
- Total biaya tambahan di luar pakan: Rp5 juta
Perbandingan dengan Membeli Telur
Per 19 September 2025, harga telur ayam rata-rata Rp30.538 per kilogram (sekitar 16 butir), atau Rp1.908 per butir. Dengan kebutuhan 18 butir per hari selama 18 bulan, total kebutuhan mencapai 9.720 butir.
Jika membeli di pasar, biaya yang diperlukan adalah 9.720 × Rp1.908 = Rp18,54 juta.
Sementara jika memelihara ayam petelur, dengan pakan normal biaya sekitar Rp15,5 juta, dan bila efisiensi pakan 30 persen biaya bisa ditekan hingga Rp12,8 juta.
Efisiensi dan Potensi Keuntungan
Dari simulasi ini terlihat bahwa memelihara ayam petelur untuk konsumsi keluarga bisa lebih hemat dibanding membeli langsung di pasar, dengan selisih Rp3–5 juta selama 18 bulan.
Namun, keuntungan lebih besar akan terasa jika dilakukan dalam skala bisnis. Dengan ratusan ekor, biaya produksi per butir lebih rendah karena pakan bisa dibeli grosir, ditambah peluang menjual kotoran ayam sebagai pupuk organik.
Kesimpulan
Memelihara ayam petelur untuk keluarga enam orang selama 18 bulan lebih hemat dibanding membeli telur di pasar. Selisihnya bisa mencapai Rp3–5 juta tergantung strategi pakan.
Tetapi, ada faktor tenaga, waktu, dan risiko penyakit yang tetap harus diperhitungkan. Untuk konsumsi pribadi, beternak ayam bisa jadi solusi hemat sekaligus mandiri. Sedangkan untuk investasi, skala besar akan lebih menjanjikan keuntungan.
*Data harga telur berdasarkan informasi resmi per 19 September 2025.
Perbandingan Biaya 18 Bulan: Beli Telur vs Pelihara Ayam
Asumsi: keluarga 6 orang, konsumsi 18 butir/hari. Periode 18 bulan (540 hari) total kebutuhan 9.720 butir.
Item | Satuan | Beli Telur | Pelihara Ayam (normal) | Pelihara Ayam (hemat pakan 30%) |
---|---|---|---|---|
Total kebutuhan telur (18 bulan) | butir | 9.720 | 9.720 | 9.720 |
Harga per butir (pasar) | Rp/butir | 1.908 | - | - |
Total biaya beli telur | Rp | 18.540.000 | - | - |
Biaya pakan total | Rp | - | 10.500.000 | 7.350.000 |
Bibit (25 ekor) | Rp | - | 2.000.000 | 2.000.000 |
Kandang & perlengkapan | Rp | - | 2.000.000 | 2.000.000 |
Vitamin & vaksin | Rp | - | 1.000.000 | 1.000.000 |
Total biaya 18 bulan | Rp | 18.540.000 | 15.500.000 | 12.350.000 |
Biaya rata-rata per butir | Rp/butir | 1.908 | 1.595 | 1.271 |
Selisih vs beli telur | Rp | - | -3.040.000 (lebih hemat) | -6.190.000 (jauh lebih hemat) |
*Data dihitung berdasarkan harga pasar per 19 September 2025.