Waspadai Penipuan Iming-Iming Bayaran untuk Scan Mata

COND.MY.ID - Di era digital saat ini, keamanan data pribadi menjadi isu yang semakin krusial. Semakin canggih teknologi, semakin canggih pula cara pihak-pihak tidak bertanggung jawab mencoba mengambil keuntungan dari data yang kita miliki.
Salah satu tren yang mencurigakan dan perlu diwaspadai adalah praktik membayar pengguna untuk melakukan scan biometrik mata.
Di balik iming-iming bayaran hingga Rp800.000, tersimpan potensi ancaman serius terhadap privasi dan identitas digital seseorang.
Apa Itu Biometrik dan Mengapa Sangat Berharga?
Biometrik adalah teknologi pengenalan identitas yang menggunakan karakteristik unik manusia, seperti sidik jari, wajah, dan terutama retina mata. Data ini sangat sensitif karena tidak bisa diubah seperti halnya password atau username.
Sebagai contoh, jika password bank kamu bocor, kamu masih bisa menggantinya. Namun jika data biometrik seperti retina atau sidik jari sudah bocor, kamu tidak bisa mengganti mata atau jarimu.
Data ini unik dan permanen, bahkan kembar identik pun memiliki hasil scan biometrik yang berbeda.
Mengapa Scan Mata Dibayar? Ada Apa di Baliknya?
Beberapa perusahaan mengaku akan membayar pengguna sejumlah uang, bahkan mencapai Rp800.000, hanya untuk melakukan scan mata mereka.
Salah satunya adalah perusahaan dengan nama mencurigakan seperti World App, yang belum jelas rekam jejak dan keamanannya.
Pertanyaannya:
Mengapa mereka bersedia membayar mahal hanya untuk data biometrik kamu?
Jawabannya sederhana: data biometrik adalah komoditas yang sangat mahal dan bernilai di era digital. Bahkan, menurut laporan, perusahaan bioteknologi seperti Open Bio pernah membayar hingga $13.000 (sekitar Rp214 juta) hanya untuk sampel biologis seperti feses, demi keperluan riset medis.
Jika itu untuk riset kesehatan, bagaimana dengan data scan mata kamu yang justru lebih sensitif?
Ancaman Nyata dari Penyalahgunaan Data Biometrik
Saat kamu menyerahkan scan mata ke perusahaan yang tidak jelas, kamu berisiko memberikan akses terhadap:
- Verifikasi identitas digital
- Akses ke akun finansial
- Pencurian identitas yang tidak bisa diubah
Tidak seperti password atau PIN yang bisa diganti, biometrik tidak bisa direset. Jika data itu jatuh ke tangan pihak yang salah, kamu tidak hanya kehilangan uang, tetapi juga kendali atas identitasmu di dunia digital.
Bahkan perusahaan raksasa seperti Apple dan Samsung pun sangat hati-hati dalam mengelola data biometrik.
Apple menyimpan data Face ID secara lokal di perangkat (bukan di server), dan Samsung melakukan hal serupa dengan fingerprint.
Jika raksasa teknologi saja tidak sembarangan, apalagi perusahaan kecil yang tidak jelas legalitasnya.
Tips Menghindari Penipuan Berkedok Scan Biometrik
Untuk melindungi dirimu, berikut adalah langkah-langkah penting yang harus kamu lakukan:
1. Jangan Mudah Tergiur Iming-Iming Uang
Uang Rp800.000 mungkin terdengar menggoda. Namun pikirkan risikonya: data biometrikmu jauh lebih mahal dan berharga.
2. Cek Reputasi Perusahaan
Selalu riset lebih dulu. Apakah perusahaan tersebut legal? Apakah mereka memiliki izin otoritas perlindungan data?
3. Pahami Di Mana Data Kamu Disimpan
Idealnya, data biometrik hanya boleh disimpan lokal di perangkat, bukan diunggah ke server yang tak diketahui keamanannya.
4. Waspadai Aplikasi yang Meminta Akses Berlebihan
Jika aplikasi meminta akses kamera untuk scan mata atau wajah tanpa alasan jelas, itu patut dicurigai.
Mengapa Privasi Digital Harus Dijaga Ketat?
Setiap data pribadi yang kamu miliki, termasuk biometrik, bisa menjadi alat untuk membuka pintu berbagai akses digital.
Di masa depan, identitas digital akan semakin umum digunakan untuk verifikasi e-KTP, transaksi keuangan, bahkan layanan publik.
Ketika data itu dicuri, kamu bisa menjadi korban:
- Pembobolan rekening
- Kredit fiktif
- Penipuan digital atas nama kamu
Itu sebabnya data biometrik dianggap lebih berharga daripada data perbankan sekalipun. Karena hanya kamu yang memilikinya, dan tidak ada duanya di dunia.
Jangan Jual Data Mata demi Rp800.000
Menyerahkan scan biometrik ke pihak yang tidak terpercaya sama saja dengan menyerahkan identitas digitalmu secara permanen.
Iming-iming bayaran seperti Rp800.000 seolah menggiurkan, tetapi tidak sebanding dengan risiko kehilangan data paling pribadi yang kamu miliki.
Lindungi dirimu, bijak dalam menerima tawaran dari aplikasi yang tidak jelas, dan jangan pernah menganggap remeh soal privasi digital.
Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya ke teman-temanmu agar mereka juga waspada. Ingat, tidak ada makan siang gratis di dunia teknologi.