Internet untuk Desa: Cara Mudah Bangun Jaringan Sendiri

COND.MY.ID - Internet kini telah menjadi kebutuhan dasar, bahkan di pelosok desa sekalipun. Namun sayangnya, infrastruktur jaringan di beberapa daerah masih jauh dari kata tertata.
Kabel-kabel semrawut, tiang menjulang tanpa aturan, dan konflik kepentingan antara provider besar dan pelaku UMKM lokal jadi pemandangan umum.
Ironisnya, para pelaku usaha kecil di desa yang mencoba menjadi reseller internet kerap disalahkan atas kekacauan ini. Padahal, justru merekalah yang bisa menjadi bagian dari solusi jika diberdayakan dengan benar.
Di sinilah peran pemerintah desa, khususnya melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), sangat krusial.
Kabel Semrawut dan Minimnya Regulasi Desa
Tak sedikit desa yang kini tampak seperti "hutan kabel". Tiang internet berdiri berjejer seperti pagar, satu titik bisa dihuni hingga 10 tiang dari berbagai penyedia. Kabel-kabel menjuntai seenaknya, mirip jaring laba-laba.
Pertanyaannya, siapa yang mengizinkan?
Secara logika, mustahil semua pemasangan dilakukan tanpa sepengetahuan perangkat desa. Terutama untuk penanaman tiang yang tentu melibatkan izin lokasi. Ketika tidak ada pengawasan, maka kekacauan infrastruktur pun tak terhindarkan.
UMKM Reseller Internet: Dari Disalahkan hingga Ditinggalkan
Di sisi lain, muncul kelompok usaha kecil yang mencoba menjadi reseller internet di desa. Mereka bukan Telkom, bukan provider besar, tetapi warga lokal yang ingin ikut ambil bagian dalam distribusi layanan internet.
Sayangnya, alih-alih dibina atau diberi ruang, mereka justru disalahkan atas kondisi yang tidak mereka atur. Padahal jika dikelola dengan baik, UMKM penyedia jasa internet lokal bisa menjadi mitra strategis bagi desa dalam mewujudkan jaringan internet mandiri.
BUMDes Jangan Diam: Saatnya Berinovasi
Bukan Sekadar Sembako dan Fotokopi
BUMDes sering terjebak dalam kegiatan ekonomi yang konvensional, seperti menjual sembako, pupuk, atau membuka jasa fotokopi. Padahal potensi untuk lebih dari itu sangat besar.
Internet adalah salah satu peluang. Desa bisa menciptakan BUMDes ISP (Internet Service Provider) yang dikelola sendiri atau menggandeng UMKM mikro provider untuk membangun jaringan lokal.
Langkah Strategis yang Bisa Diambil BUMDes:
1. Pendataan Titik Tiang dan Kabel
Mulai dari menertibkan pemasangan tiang dan kabel internet di wilayah desa agar tidak semrawut.
2. Kemitraan dengan UMKM Reseller Internet
Libatkan pelaku usaha lokal yang telah lebih dulu menjalankan layanan internet rumahan. Mereka punya pengalaman, modal terbatas, tapi semangat besar.
3. Investasi Infrastruktur Bersama
Buat skema patungan, di mana BUMDes menyediakan tiang dan kabel utama, lalu disewakan ke reseller lokal secara adil dan transparan.
4. Aturan dan Pengawasan
Tetapkan regulasi lokal terkait pemasangan tiang dan penarikan kabel. Sertakan sanksi untuk pelanggaran, serta insentif bagi yang tertib.
Internet Desa Mandiri
Beberapa desa di Jawa Tengah dan DIY sudah mulai menerapkan konsep Internet Mandiri Desa. Misalnya, dengan membangun tower kecil dan membeli bandwidth dari penyedia pusat, lalu dijual kembali ke warga dengan harga murah dan stabil.
Hasilnya:
- Biaya langganan jadi lebih rendah
- Keuntungan masuk ke BUMDes
- Lapangan kerja baru terbuka
- Infrastruktur lebih tertata
Manfaat Ekonomi dan Sosial Jangka Panjang
Dengan membentuk jaringan internet milik desa, dampaknya bukan hanya pada konektivitas, tapi juga pada ekonomi lokal.
Beberapa manfaat jangka panjangnya antara lain:
- Peningkatan Literasi Digital: Anak sekolah dan pelaku usaha bisa lebih aktif online.
- Dukungan untuk UMKM: Internet stabil mendukung jualan online dan promosi produk lokal.
- Pemasukan Desa Bertambah: Setiap bulan BUMDes bisa memperoleh keuntungan dari layanan internet.
- Kedaulatan Digital Desa: Tidak bergantung penuh pada provider besar.
Jangan Tergiur Amplop, Abaikan Kepentingan Desa
Masalah lain yang menghambat inovasi ini adalah praktek penerimaan "amplop" dari provider besar, yang sering kali hanya menguntungkan segelintir orang di pemerintahan desa.
Hal ini perlu dihentikan. Desa harus memikirkan kepentingan jangka panjang, bukan keuntungan sesaat. Ketika jaringan dimiliki sendiri dan warga menjadi bagian dari proses, manfaatnya terasa lebih luas dan adil.
Bangun Internet Desa dari Warga, oleh Warga
Pemasangan kabel internet semrawut bukan sekadar kesalahan UMKM. Ini adalah cerminan dari kurangnya regulasi dan visi pembangunan digital desa.
Sudah waktunya BUMDes mengambil peran lebih besar, bukan hanya dalam sektor konvensional, tapi juga dalam transformasi digital desa.
Libatkan UMKM lokal, tertibkan pemasangan kabel, dan ciptakan ekosistem internet milik desa.
Desa akan tumbuh lebih cerdas, mandiri, dan siap menghadapi era digital. Bagikan artikel ini jika kamu peduli dengan internet yang tertib dan desa yang berdaulat secara digital.